Senin, 18 Januari 2016

Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam (Studi Peradaban Islam)



A.   Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Islam  merupakan salah satu agama  besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pembawa ajaran ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam di Indonesia merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.[1]
Masyarakat muslim di indonesia mempunyai karakter sendiri dalam segi peradaban Islam. Masyarakat Islam Indonesia sering diidentikkan dengan masyarakat yang toleran, harmonis, solidaritas sosialnya tingi. Selain itu Negara Indonesia mempunyai masyarakat yang berbeda-beda agama, etnis, suku, dan bahasa.
Sebelum Islam datang masyarakat di Indonesia sudah mempunyai agama seperti Hindu, Budha, dan kepercayaan local lain. Di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama asli Batak; agama Kaharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di Pulau Seram di Provinsi Maluku, dll. Didalam Negara Republik Indonesia, agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala/ batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.[2]
Akan tetapi Islam yang datang sesudah agama dan kepercayaan tersebut bisa diterima oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang awal mula beragama Hindu, Budha berbalik memeluk agama Islam yang datangnya kemudian. Bahkan Islam dapat tersebar luas dengan lebih cepat.  Ketidak tahuan tentang pemahaman masuknya Islam ke Indonesia akan menjadikan seseorang bertanya-tanya atau bahkan salah persepsi. Bermaksud mengkaji hal tersebut  Penulis  membuat makalah yang berjudul “Masa Masuknya Islam ke Indonesia”.
2.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penyebaran Islam di kawasan Timur Tengah?
2.      Siapa penyebar agama Islam di Indonesia?
3.      Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia?
4.      Mengapa Islam di Indonesia dapat tersebar luas dengan cepat?
3.    Tujuan
1.      Memahami proses masuk agama Islam ke Indonesia.
2.      Mengetahui penyebar Islam di Indonesia.
3.      Memahami cara penyebaran Islam di Indonesia.
4.      Memahami penyebaran Islam yang cepat di Indonesia.
B.   Pembahasan
1.    Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam.
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan  Budha telah berkembang luas di nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95% rakyat Indonesia.
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi sebelum kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara merupakan Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme dan Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan kreatifitas bangsa Indonesia[3]
2.    Teori Kedatangan Islam Di Indonesia
Secara garis besar ada dua pendapat  mengenai awal mula Islam mauk ke Indonesia: 1. Pendapat lama adalah abad ke 13 Masehi dikemukakan oleh sarjana lama antara lain N. H krom dan Van Den Berg. Kemudian ternyata mendapat sanggahan dan bantahan. 2. Pendapat baru adalah abad 7-8 M. para pendapat baru dikemukakan oleh Haji Agus Salim, M Zaenal Arifin Abbas, Sayyid Alwi, H. M Zainuddin, Hamka, Djuned Parinduri,  T. W. Arnold.[4]
Kennet W. Morgan menjelaskan bahwa berita yang dapat dipercaya tentang Islam di Indonesia mula-mula sekali adalah dalam berita Marcopolo. Dalam perjalanannya kembali ke Venezia pada tahun 692 (1292 M), Marcopolo setelah bekerja pada Kubilai Khan di Tiongkok, singgah di Perlak, sebuah kota dipantai utara Sumatra. Menurut Marcopolo, penduduk perlak pada waktu itu diIslamkan oleh pedagang yang da sebut kaum Saracen. Marcopolo menanti angin yang baik selama lima bulan. Di situ ia beserta rombongannya harus menyelamatkan diri dari serangan orang orang biadab di daerah itu dengan mendirikan benteng yang dibuatnya dari pancang-pancang. Kota Samara menurut pemberian Marcopolo dan tempat yang tidak jauh dari situ, yang dia sebut Basma yang kemudian dikenal dengan nama sanudera dan Pasai, dua buah kota yang dipisahkan oleh sungai Pasai yang tidak jauh letaknya di sebelah utara Perlak.[5]
Terdapat sumber-sumber dari dalam negri yang menerangkan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Ketiga, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M.[6]
a.    Teori Arab
Yaitu datangnya Islam ke melayu secara langsung dari Arab, karena muslim wilayah Melayu berpegang pada madzhab Syafi’I yang lahir di semenanjung tanah arab, teori ini disokong oleh Sir John Crawford.[7]
b.    Teori India
Pada tahun 173 H,sebuah kapal layar  dengan pimpinan “Makhada Khalifah” dari teluk Kambay Gujarat berlabuh di bandar Perlak dengan membawa kira-kira 100 orang anggota dakwah yang terdiri atas orang Arab, Persia, Hindia. Gujarat melakukan hubungan dagang langsung dengan malaka Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.[8]
c.    Teori Cina
Islam datang ke wilayah Nusantara dari Cina. Teori ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie, seorang sacientist Spanyol. Berdasarkan berita Cina pada penguasa T’ang abad 9-10 orang-orang Ta-Shih pada masa itu diduga masyarakat muslim telah ada baik di Kanfu, (Kanton) maupun didaerah Sumatra sendiri.
Gambar 1.1 Jalur perdagangan Indonesia[9]
3.    Cara Islamisasi Di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya di kepulauan Indonesia adalah dengan cara damai melalui beberapa cara. Menurut Uka Tjandrasasmita ada enam cara. Yaitu saluran dagang, perkawinan, ajaran tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. [10]
a.    Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga ke 16 M. membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, India)turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Di beberpa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang ditempatkan di pesisir utara jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya karena faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi terutama karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Dalam perkembangan selanjutnya, mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
b.    Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan-keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.[11]
c.    Saluran Tasawuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar