Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam (Studi Peradaban Islam)
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan
berkembang di Tanah Arab. Pembawa ajaran ialah Muhammad. Agama ini lahir salah
satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Islam mulai
disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat
tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada
tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Indonesia adalah
Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam di Indonesia merupakan
mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau 199.959.285
jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun
Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.[1]
Masyarakat muslim
di indonesia mempunyai karakter sendiri dalam segi peradaban Islam. Masyarakat Islam
Indonesia sering diidentikkan dengan masyarakat yang toleran, harmonis,
solidaritas sosialnya tingi. Selain itu Negara Indonesia mempunyai masyarakat
yang berbeda-beda agama, etnis, suku, dan bahasa.
Sebelum Islam
datang masyarakat di Indonesia sudah mempunyai agama seperti Hindu, Budha, dan
kepercayaan local lain. Di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan
asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes,
Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur
(dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun
di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama
asli Batak; agama Kaharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa,
Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di
Pulau Seram di Provinsi Maluku, dll. Didalam Negara Republik Indonesia,
agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme,
penyembah berhala/ batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.[2]
Akan tetapi Islam
yang datang sesudah agama dan kepercayaan tersebut bisa diterima oleh
masyarakat. Banyak masyarakat yang awal mula beragama Hindu, Budha berbalik
memeluk agama Islam yang datangnya kemudian. Bahkan Islam dapat tersebar luas
dengan lebih cepat. Ketidak tahuan
tentang pemahaman masuknya Islam ke Indonesia akan menjadikan seseorang
bertanya-tanya atau bahkan salah persepsi. Bermaksud mengkaji hal tersebut Penulis membuat makalah yang berjudul “Masa Masuknya Islam
ke Indonesia”.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebaran Islam di kawasan Timur Tengah?
2. Siapa penyebar agama Islam di Indonesia?
3. Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia?
4. Mengapa Islam di Indonesia dapat tersebar luas dengan cepat?
3.
Tujuan
1.
Memahami proses masuk agama Islam ke
Indonesia.
2. Mengetahui penyebar Islam di Indonesia.
3. Memahami cara penyebaran Islam di Indonesia.
4. Memahami penyebaran Islam yang cepat di Indonesia.
B.
Pembahasan
1.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia
Sebelum Kedatangan Islam.
Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang luas di
nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme,
kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya
sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95%
rakyat Indonesia.
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia
Tenggara. Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi
sebelum kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara
merupakan Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa
Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para
penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme
dan Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha
bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci
untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan
itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden
berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan kreatifitas
bangsa Indonesia[3]
2.
Teori Kedatangan Islam Di
Indonesia
Secara garis
besar ada dua pendapat mengenai awal
mula Islam mauk ke Indonesia: 1. Pendapat lama adalah abad ke 13 Masehi
dikemukakan oleh sarjana lama antara lain N. H krom dan Van Den Berg. Kemudian
ternyata mendapat sanggahan dan bantahan. 2. Pendapat baru adalah abad 7-8 M.
para pendapat baru dikemukakan oleh Haji Agus Salim, M Zaenal Arifin Abbas, Sayyid
Alwi, H. M Zainuddin, Hamka, Djuned Parinduri,
T. W. Arnold.[4]
Kennet W. Morgan
menjelaskan bahwa berita yang dapat dipercaya tentang Islam di Indonesia
mula-mula sekali adalah dalam berita Marcopolo. Dalam perjalanannya kembali ke
Venezia pada tahun 692 (1292 M), Marcopolo setelah bekerja pada Kubilai Khan di
Tiongkok, singgah di Perlak, sebuah kota dipantai utara Sumatra. Menurut
Marcopolo, penduduk perlak pada waktu itu diIslamkan oleh pedagang yang da
sebut kaum Saracen. Marcopolo menanti angin yang baik selama lima bulan. Di
situ ia beserta rombongannya harus menyelamatkan diri dari serangan orang orang
biadab di daerah itu dengan mendirikan benteng yang dibuatnya dari
pancang-pancang. Kota Samara menurut pemberian Marcopolo dan tempat yang tidak
jauh dari situ, yang dia sebut Basma yang kemudian dikenal dengan nama sanudera
dan Pasai, dua buah kota yang dipisahkan oleh sungai Pasai yang tidak jauh
letaknya di sebelah utara Perlak.[5]
Terdapat sumber-sumber dari dalam negri yang menerangkan berkembangnya
pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu
bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah
rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama
Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera
Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Ketiga,
makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M.[6]
a. Teori Arab
Yaitu datangnya
Islam ke melayu secara langsung dari Arab, karena muslim wilayah Melayu
berpegang pada madzhab Syafi’I yang lahir di semenanjung tanah arab, teori ini
disokong oleh Sir John Crawford.[7]
b. Teori India
Pada tahun 173 H,sebuah kapal layar dengan pimpinan “Makhada Khalifah” dari teluk
Kambay Gujarat berlabuh di bandar Perlak dengan membawa kira-kira 100 orang
anggota dakwah yang terdiri atas orang Arab, Persia, Hindia. Gujarat melakukan
hubungan dagang langsung dengan malaka Teori ini lahir selepas tahun 1883 M.
Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr.
Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.[8]
c. Teori Cina
Islam datang ke wilayah Nusantara dari Cina.
Teori ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie, seorang sacientist
Spanyol. Berdasarkan berita Cina pada penguasa T’ang abad 9-10 orang-orang
Ta-Shih pada masa itu diduga masyarakat muslim telah ada baik di Kanfu,
(Kanton) maupun didaerah Sumatra sendiri.
Gambar 1.1
Jalur perdagangan Indonesia[9]
3.
Cara Islamisasi Di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya di kepulauan Indonesia adalah dengan
cara damai melalui beberapa cara. Menurut Uka Tjandrasasmita ada enam cara.
Yaitu saluran dagang, perkawinan, ajaran tasawuf, pendidikan, kesenian, dan
politik. [10]
a. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan
lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga ke 16 M. membuat
pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, India)turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan Timur Benua Asia.
Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para
raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Di beberpa tempat
penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang
ditempatkan di pesisir utara jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya karena
faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi terutama karena faktor
hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Dalam perkembangan
selanjutnya, mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di
tempat-tempat tinggalnya.
b. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang
lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama
putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.
Sebelum kawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan-keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau
anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian
turut mempercepat proses Islamisasi.[11]
c. Saluran Tasawuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar